18 Tari Tradisional Indonesia (Gambar dan Asal Daerah)

Berikut Ini Adalah Beberapa daftar Tarian tradisional Indoneisa dari Sabang Sampai Merauke.

1. Barong
Barong adalah makhluk dan karakter singa dalam mitologi Bali, Indonesia. Dia adalah raja roh, pemimpin tuan rumah yang baik, dan musuh Rangda, ratu iblis dan ibu dari semua penjaga roh dalam tradisi mitologis Bali. Pertarungan antara Barong dan Rangda ditampilkan dalam tarian Barong untuk mewakili pertempuran abadi antara yang baik dan yang jahat.






2. Tarian cendrawasih

Tarian cendrawasih merupakan tarian Bali yang dilakukan oleh dua penari wanita dan menggambarkan ritual kawin burung dari surga (burung cendrawasih di Indonesia)
Tari Condong
Condong adalah tarian Bali yang sering tampil sebagai pengantar legong dan disertai dengan semar pangulingan gaya gamelan. Istilah ini juga mengacu pada karakter saham, representasi klasik pelayan, yang ditemukan dalam tarian sampingan, serta tarian legong, gambuh, dan arja.

Pelajari Juga: Alat Musik Tradisional Indonesia


3. Tari Bedhaya

Bedhaya (juga ditulis sebagai bedoyo, beḍaya, dan berbagai transliterasi lainnya) adalah tarian ritual Jawa yang sakral, Indonesia, terkait dengan istana kerajaan Yogyakarta dan Surakarta. Seiring dengan serimpi, bedhaya melambangkan karakter elegan (alus) istana kerajaan, dan tarian tersebut menjadi simbol penting kekuatan penguasa.

Bedhaya memiliki bentuk yang berbeda di dua kota istana, bedhaya Ketawang di Surakarta (Solo), dan bedhaya Semang di Yogyakarta, yang terakhir tidak lagi dilakukan. Tarian Solon terus dilakukan setahun sekali, pada hari kedua bulan jawa Ruwah (pada bulan Mei di kalender Gregorian), untuk memperingati kenaikan Susuhunan saat ini (pangeran) Surakarta. Sembilan wanita, saudara atau istri Susuhunan, melakukan tarian di depan audiensi pribadi. Undangan kepada siapa pun di luar lingkaran dalam pengadilan adalah sebuah kehormatan besar

4. Tari Gandrung

Gandrung adalah tarian tradisional dari Indonesia. Gandrung memiliki banyak variasi dan populer di Bali, Lombok dan Jawa Timur, di antara orang Bali, Sasak dan Jawa (terutama Osing Javanese). Variasi yang paling populer adalah Gandrung dari wilayah Banyuwangi di semenanjung timur Jawa, sehingga kota ini sering disebut Kota Gandrung atau Kota Gandrung.

Awalnya sebuah tarian ritual yang didedikasikan untuk dewi padi dan kesuburan, Dewi Sri, saat ini tampil sebagai tarian sosial pacaran dan cinta dalam acara komunal dan sosial, atau sebagai objek wisata.

5. Kuda Lumping

Kuda Lumping (Bahasa Jawa: Jaran Kepang atau Jathilan, Bahasa Melayu: Kuda Kepang) adalah tarian tradisional Jawa yang menggambarkan sekelompok penunggang kuda. Penari "naik" kuda yang terbuat dari anyaman bambu dan dihiasi dengan cat warna-warni dan kain. Umumnya, tarian tersebut menggambarkan tentara yang mengendarai kuda, namun jenis lain dari penampilan Kuda Lumping juga menggabungkan bentuk dan trik sulap. Ketika penari "yang dimiliki" itu melakukan tarian dalam kondisi trance, dia bisa menampilkan kemampuan yang tidak biasa, seperti makan gelas dan tahan terhadap efek mencambuk atau bara panas. Meski tariannya asli Jawa, Indonesia juga dimainkan oleh masyarakat Jawa di Suriname, Malaysia dan Singapura.

6. Reog Ponorogo

Reog adalah tarian tradisional indonesia. Ada banyak jenis Reog di Indonesia, tapi yang paling menonjol adalah Reog Ponorogo (Jawa Timur) dan Reog Sunda (Jawa Barat). Meski sama-sama memiliki nama yang sama, tidak ada hubungan atau tema serupa di antara tradisi ini. Reog Ponorogo nampak seperti tarian yang menunjukkan kekuatan fisik dan topeng dan kostum singa-peafowl yang mewah, sementara Reog Sunda lebih mirip tarian musikal tradisional dan komedi.

7. Ondel-Ondel

Ondel-ondel adalah bentuk pertunjukan rakyat dengan menggunakan wayang besar. Ini berasal dari Betawi, Indonesia dan sering tampil di festival. Kata ondel-ondel mengacu pada penampilan dan wayang.

Ondel-ondel, wayang, tingginya sekitar 2,5 meter dengan diameter ± 80 cm, terbuat dari anyaman bambu. Ini dibangun sedemikian rupa sehingga mudah diangkat oleh satu orang dari dalam wayang. Boneka biasanya mengenakan pakaian berwarna cerah, dan dalam beberapa kesempatan, dalam pakaian tradisional Betawi. Topeng topeng wayang biasanya terbuat dari kayu, dan rambut dari daun pohon palem kering yang telah diparut panjang. Ondel-ondel bisa berupa gender perempuan atau laki-laki. Topeng kayu dari boneka laki-laki secara tradisional dicat merah, sementara betina dicat putih.

Ondel-ondel sebagai pertunjukan rakyat juga dipraktikkan di daerah lain di Indonesia. Di Pasundan, dikenal sebagai Badawang, sedangkan di Jawa Tengah disebut Barongan Buncis. Di Bali, lebih dikenal dengan sebutan Barong Landung.

Secara tradisional, ondel-ondel dilakukan untuk memberikan perlindungan terhadap bencana atau untuk menangkal roh-roh jahat yang mengembara. Hal ini sering dianggap sebagai representasi spiritual nenek moyang yang melindungi penduduk desa dan keturunan mereka. Meskipun, akhir-akhir ini, ondel-ondel lebih banyak digunakan untuk menghidupkan festival atau untuk menyambut tamu kehormatan. Ondel-ondel adalah satu dari sedikit pertunjukan rakyat Indonesia yang bertahan dari modernisasi dan masih sering dilakukan, sementara pertunjukan rakyat lainnya perlahan-lahan sekarat.

8. Tari Ronggeng

Ronggeng adalah jenis tarian Jawa dimana pasangan bertukar sajak puitis saat mereka menari dengan musik rebab atau biola dan gong. Ronggeng mungkin berasal dari Jawa, tapi juga bisa ditemukan di Sumatera dan semenanjung Melayu.

Ronggeng mungkin sudah ada di Jawa sejak zaman purba, relief dasar di bagian Karmawibhanga pada abad ke 8 Borobudur menampilkan adegan rombongan hiburan bersama musisi dan penari wanita. Di Jawa, pertunjukan ronggeng tradisional menampilkan rombongan tarian keliling yang melakukan perjalanan dari desa ke desa. Pasukan tari terdiri dari satu atau beberapa penari wanita profesional, ditemani oleh sekelompok musisi yang memainkan alat musik: rebab dan gong. Istilah "ronggeng" juga diterapkan untuk penari wanita ini. Selama pertunjukan ronggeng, penari profesional wanita diharapkan mengundang beberapa audiens pria atau klien untuk berdansa dengan mereka sebagai pasangan dengan pertukaran beberapa tip uang untuk penari wanita, yang diberikan selama atau setelah tarian. Pasangan menari dengan tarian intim dan penari wanita mungkin melakukan beberapa gerakan yang mungkin dianggap terlalu erotis dengan standar kerendahan hati dalam etiket pengadilan Jawa. Dulu, nuansa tarian erotis dan seksual memberi ronggeng reputasi yang teduh sebagai pelacur yang menyamar dalam seni tarian.

9. Tari Bajidor

Bajidor Kahot adalah tarian dari Jawa Barat yang menggabungkan gerakan tarian Ketuk Tilu dan Jaipongan sebagai dasar mosi. Yang membedakan keduanya dari dua, tari Bajidor Kahot tidak mengoptimalkan gerakan bahu seperti yang dilakukan Jaipongan dan Tap Tilu. Di tarian, pinggul, lengan, bahu, kepala, dan tangan bergerak secara dinamis. Jejak kaki juga tergabung dalam tarian. Para penari memakai kebaya khas Sunda. Kebaya ini dirancang sesuai bentuk tubuh dan pakaiannya berwarna cerah. Aksesori tambahan seperti syal dan kipas angin dimasukkan ke dalam tarian. Seringkali penari juga bergerak dalam formasi minat. Tarian Bajidor Kahot diciptakan sekitar tahun 2000. Di setiap pertunjukan, tarian selalu disertai dengan drum khas dari Tanah Pasundan. Selain itu, musik gamelan Bali menambah kekayaan musik yang menyertai tarian. Seperti di jaipongan, Bajidor Kahot sering dilakukan oleh wanita muda. Tarian ini biasanya dilakukan oleh empat sampai delapan penari.

10.Tari Jaipong

Jaipongan, juga dikenal sebagai Jaipong, adalah tarian tradisional rakyat Sunda yang populer, Jawa Barat, Indonesia. Tarian ini diciptakan oleh Gugum Gumbira, berdasarkan musik tradisional Ketuk Tilu Sunda dan gerakan Pencak Silat.

11. Tari Saman

Saman (atau tarian seribu tangan) adalah salah satu tarian paling populer di Indonesia. Asalnya berasal dari kelompok etnis Gayo dari Gayo Lues, provinsi Aceh, Sumatra, dan biasanya dilakukan untuk merayakan kejadian penting. Tarian ini ditandai dengan ritme yang serba cepat dan harmoni yang umum antara penari. Kedua elemen ini adalah tokoh kunci Saman, dan merupakan salah satu alasan mengapa Saman dikenal dan dipraktikkan secara luas di Indonesia, selain relatif mudah dipelajari.

Pada tanggal 24 November 2011, UNESCO secara resmi mengakui tarian Saman tradisional Aceh sebagai Karya Warisan Kemanusiaan Lisan dan Takbenda, yang membutuhkan perlindungan mendesak UNESCO.

12 Likok Pulo

Likok Pulo adalah salah satu dari banyak tarian terkenal dari Aceh. Itu berasal dari Pulo Aceh di Kabupaten Aceh Besar


13. Si Gale-Gale


Sigale Gale atau Si Gale-Gale adalah boneka kayu yang digunakan dalam pertunjukan tarian pemakaman orang Batak di Pulau Samosir, Sumatera Utara. Sigale Gale adalah fitur yang terkenal untuk dikunjungi wisatawan. Selama tarian itu, boneka itu dioperasikan dari belakang seperti boneka yang menggunakan senar yang berjalan melalui platform kayu hiasan tempat ia berdiri. Set up memungkinkan lengan dan tubuhnya dipindahkan dan kepalanya berputar.

Secara tradisional pertunjukan dilakukan dari orang tanpa anak. Batak Toba percaya jiwa menjadi roh leluhur dan anak-anak almarhum melakukan upacara pemakaman. Jika seseorang meninggal tanpa anak, si gale-gale diciptakan sebagai pengganti. Bahaya sigale yang rumit bisa menjadi ukuran hidup dan menampilkan aktuasi menggunakan lumut basah atau spons yang bisa diperas untuk membuat boneka tampak menangis.

Sosok kayu yang memiliki anggota tubuh bersendi dipasang pada platform beroda besar dimana, menangis, mereka berdansa saat upacara penguburan yang disebut papurpur sepata, diadakan untuk orang-orang berpangkat tinggi yang telah meninggal tanpa keturunan. Ritual ini menghilangkan kutukan karena kematian tanpa anak, dan menenangkan semangat almarhum sehingga dia tidak membahayakan masyarakat.

Ada beberapa versi Sigale Gale yang ada namun yang utama berada di luar salah satu dari sekian banyak rumah bergaya Batak tradisional di Desa Tomok, Pulau Samosir

14 Tarian lilin


Tarian lilin (Melayu: Tarian Lilin, Bahasa Indonesia: Tari Lilin) adalah tarian yang dimainkan oleh sekelompok penari dengan iringan sekelompok musisi. Para penari membawa lilin menyala di atas piring yang dipegang di telapak tangan masing-masing. Para penari menari berkelompok, memutar piring dengan hati-hati sehingga piringnya selalu horisontal, dan lilinnya tidak padam.

Tarian ini dikatakan berasal dari Sumatera.


15. Tari Piring 


Tari Piring adalah tarian tradisional Minangkabau dari Sumatra Barat, Indonesia. Tarian itu bisa dilakukan oleh sekelompok wanita, pria atau pasangan, masing-masing memegang lempeng di masing-masing tangan, dan dengan penuh semangat memutar atau setengah memutarnya dalam berbagai formasi dan gerakan cepat.

Tarian ini menunjukkan keahlian para penari yang mengelola keseimbangan dan memindahkan piring keramik dengan cepat tanpa menjatuhkan atau mengerem piring. Terkadang lilin dinyalakan di atas piring, dan varian ini disebut tari lilin (candle dance). Penari memegang bagian bawah piring di telapak tangan mereka dan mengayunkannya dengan liar menggunakan inersia agar piring tidak jatuh. Penari meninju piring mereka dengan cincin di salah satu jari mereka untuk menghidupkan gerakan mereka dengan iringan sonik.

Tarian ini biasanya tampil sebagai tarian menyambut seremonial untuk menghormati para tamu dan tetua upacara tradisional. Di samping randai, saman, pendet dan jaipongan, tarian ini juga merupakan salah satu tarian tradisional indonesia yang ditampilkan dalam festival luar negeri untuk mempromosikan budaya dan pariwisata Indonesia.

16. Gending Sriwijaya


Gending Sriwijaya adalah nama sebuah lagu dan tarian tradisional dari Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia. Lagu ini dinyanyikan atau dimainkan saat pertunjukan tari Gending Sriwijaya. Kedua lagu dan tarian tersebut dibuat untuk menggambarkan kemegahan, penyempurnaan budaya, kemuliaan dan kemegahan kekaisaran Sriwijaya yang pernah berhasil menyatukan bagian barat kepulauan Indonesia.

17. Kancet Papatai


Kancet Papatai adalah tarian perang tradisional Indonesia tentang pahlawan perang (atau Dayak Kenyah) dan perjuangannya melawan musuh. Tarian tersebut juga menggambarkan keberaniannya dan upacara pemberian gelar Ajai, atas kemenangannya.

Gerakan tariannya sangat lincah, gesit, dan energik, dan terkadang diikuti oleh tangisan para penari. Kancet Papatai disertai dengan lagu-lagu Sak Paku, dan hanya menggunakan Sapeh, kecapi tradisional Indonesia

18. Kabasaran

Kabasaran adalah tarian perang Minahasa tradisional dari Sulawesi Utara di Indonesia. Hal ini dilakukan oleh beberapa pria berpakaian kostum merah, memegang pedang atau tombak dengan perisai. Para penari disebut kawasalan, yang menyiratkan meniru seperti sepasang ayam tempur. Kabetin kabasaran berasal dari kawasalan.

Para penari bekerja setiap hari sebagai petani dan penjaga desa Minahasa, namun berfungsi sebagai waranei (pejuang) jika desa diserang. Menurut adat Minahasa, senjata dan status waranei bersifat turun-temurun. Tarian kabasaran dilakukan secara eksklusif oleh kaum pria keturunan waranei.


Secara umum, struktur dasar tarian terdiri dari sembilan gerakan (jurus) dengan menggunakan pedang (santi) atau tombak (wengkouw), juga stance bergerak yang terdiri dari dua langkah ke kiri, dan dua langkah ke kanan. disertai perkusi seperti gong, drum, atau kolintang yang disebut pa 'wasalen.

Demikian Sedikit Materi Tentang pengenalan Tari Tradisional Indonesia. Semoga Bermanfaat Bagi Para Pembaca Sekalian.

Pelajari Juga:
PENGERTIAN,MEDIA,PENGELOMPOKAN dan CABANG SENI RUPA
Pengertian Dan Fungsi Seni | Cari Materi
User pada E-Commerce dan Jenis-Jenis E-Commerce | Cari Materi
Perbedaan antara E-commerce dan M-commerce.| Cari Materi





Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "18 Tari Tradisional Indonesia (Gambar dan Asal Daerah)"

Post a Comment

close